Hipertensi. Diabetes. Kolesterol tinggi. Obesitas. Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan, infeksi jantung, atau aritmia. Sleep apnea. Pernah mengalami transient ischemic attack TIA atau serangan jantung sebelumnya. Sedangkan yang termasuk dalam faktor risiko gaya hidup, yaitu: Merokok.
Halodoc, Jakarta - Dari dulu hingga kini, stroke termasuksalah satu penyakit yang paling ditakuti. Penyakit ini terjadi ketika jaringan otak tidak berfungsi dengan baik dan aliran darah serta oksigen ke dalamnya kurang. Hingga saat ini, diketahui setidaknya ada 9 hal yang dapat menyebabkan dan meningkatkan risiko stroke.
Ya, olahraga bisa untuk menurunkan trigliserida tinggi sehingga seseorang dapat terhindar dari penyakit pembuluh darah yang memicu sakit jantung hingga stroke. Hal itu karena saat seseorang berolahraga terjadi pembakaran kalori dalam jumlah banyak yang bisa menurunkan trigliserida sekaligus penurunan berat badan.
Stroke iskemik: terjadi saat aliran darah melalui arteri yang memasok darah kaya oksigen ke otak tersumbat. Seseorang yang sedang mengalami stroke dapat terlihat kebingungan, linglung, atau tidak dapat berbicara dengan jelas. Kenali Kesemutan yang Bisa Jadi Tanda Stroke. Gejala lain dapat meliputi: kehilangan kesadaran total atau terbatas;
Bermalas-malasan. Kebiasaan bermalas-masalan juga bisa menjadi salah satu faktor risiko penyebab stroke. Pasalnya, kebiasaan ini dapat membuat Anda cenderung lebih banyak makan dan malas bergerak. Jika sudah demikian, potensi Anda mengalami obesitas pun meningkat. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, obesitas juga dapat menjadi faktor
1. Edema otak Salah satu komplikasi stroke yang mungkin terjadi adalah edema atau penumpukan cairan yang menyebabkan otak menjadi bengkak. Edema biasanya terjadi 1-2 hari setelah terjadinya serangan stroke iskemik akut, dan mencapai titik maksimal setelah 3-5 hari.
lYXuz8.
kenapa stroke bisa terjadi