FUNGSIDAN MANFAAT TaNTRA, YANTRA,DAN MANTRA DALAM KEHIDUPAN dan penerapan ajaran hindu TIM AHLI B ANGGOTA KELOMPOK I GEde Maha adijaya suputra 03 I Putu Trisna Widiarsa K. 14 I Putu werdhi winata 15 I Wayan sahistha Arta 16 ANGGOTA KELOMPOK Ni ketut kristina sukraeni 23 NI Made Ferra Permata indah 27 Ni Komang devi purnamasari 24 Ni Wayan
Mantra Tantra, and Yantra are three highest ways of spiritual growth on the road to freedom. They cleanse the mind and body while also strengthening the soul. They reawaken buried supernatural powers and energy centres, burning away impurities and past life memories. The Hindu manner of worship, which integrates all three disciplines, is a
Menyucikanbadan manusia Majumar, 1952, 606. Fungsi dan manfaat mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu bagi umat sedharma adalah: a. Memuja Tuhan Yang Maha Esa. Dalam ajaran Agama Hindu, Tuhan Yang Maha EsaIda Sang Hyang Widhi Wasa sebagai pencipta semua yang ada ini. Beliaulah menyebabkan semua yang ada ini menjadi hidup.
IKetut Darma Wijaksana menerbitkan YANTRA TANTRA DAN MANTRA pada 2020-11-15. Bacalah versi online YANTRA TANTRA DAN MANTRA tersebut. Download semua halaman 1-9.
MANTRAYANTRA Perenungan. 'Niyataý kuru karma tvaý karma jyàyo hyakarmaóaá, sarira-yàtràpi ca te na prasiddhayed akarmaóaá. Terjemahan: Bekerjalah seperti yang telah ditentukan, sebab berbuat lebih baik dari pada tidak berbuat, dan bahkan tubuhpun tak akan berhasil terpelihara
Didalam buku Rahasia Yantra, Mantra dan Tantra (Dr. L. R. Chawdhri, (2003 : 97) dijelaskan bahwa Mantra digunakan dalam sadhana Tantra atau berbagai ritual, diucapkan atau diulang-ulang dalam berbagai kombinasi dan konteks, yang kemudian membuat pola vibrasi tertentu. Ada banyak mantra yang bisa memberikan manfaat bagi kehidupan dalam
RZiXhnS. MUTIARAHINDU - Dalam totalitas kehidupan manusia sebagai insan yang beragama dan berbudaya sangat membutuhkan tuntunan dan perlindungan dari Sang Penciptanya guna dapat meujudkan cita-cita hidupnya. Ajaran agama dapat menuntun umat manusia untuk mewujudkan semuanya itu dengan baik dan damai. Tantra, Yantra, dan Mantra sebagai bagian dari ajaran agama memiliki kontribusi yang bermanfaat untuk mewujudkan semuanya itu oleh umat sedharma. Photo; laddu_gopal_sofa Adapun fungsi dan manfaat ajaran Yantra, Tantra dan Mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu dapat dipaparkan sebagai berikut; 1. Tantra Menurut ajaran tantra disebutkan ada tiga urat saraf manusia yang paling penting, yaitu; Sushumna, Ida dan Pinggala. Keberadaannya dimulai dari muladhara chakra, yang bertempat didasar tulang belakang. Sushumna adalah yang paling penting dari semua saraf atau nadi. Urat saraf atau nadi manusia tidak kelihatan secara kasat mata karena bersifat sangat halus. Ia bergerak melalui jaringan pusat dari tulang belakang dan bergerak jauh sampai titik paling atas dari kepala. Ida dan Pinggala bergerak paralel dengan Sushumna di sebelah kiri dan kanan dari saraf tulang belakang. Ida dan Pinggala bertemu dengan sushumna di ajna chakra, titik yang terletak diantara alis mata Mudana dan Ngurah Dwaja, 2015183. Mereka berpisah lagi dan mengalir melalui sisi kiri dan kanan hidung Tantra adalah suatu kombinasi yang unik antara mantra, upacara dan pemujaan secara total. Ia adalah agama dan juga philosopy, yang berkembang baik dalam Hinduisme maupun Budhisme. Definisi tantra dijelaskan dalam kaliamat ini; shasanat tarayet yastu sah shastrah parikirtitah, yang berarti” yang menyediakan petunjuk jelas memotong dan oleh karena itu menuntun ke jalan pembebasan spiritual dan pengikutnya disebut sastra”. Akar Kata ”trae” diikuti oleh saffix “da” menjadi “tra” yang berarti “yang membebaskan”. Kita melihat penggunaan yang sama dari akar kata “tra” Di dalam kata mantra. Definisi mantra adalah mamanat tarayet yastu sah mantrah parikirtitah”Suatu proses yang ketika diulang-ulang terus menerus di dalam pikiran, membawa pembebasan, disebut mantra. Beberapa sarjana mencoba membagi tantra menjadi dua bagian utama, yaitu “jalan kanan” dan “ jalan kiri”. Bernet Kemper berpendapat, tantra “jalan kanan” menghindari praktek ekstrem, mencari-cari pengertian yang mendalam, dan pembebasan melalui asceticism harus dibedakan dari “jalan kiri”black magic dan ilmu sihir. Ia kemudian menegaskan, di dalam “jalan kanan”, bhakti atau penyerahan diri memegang peranan yang sangat penting. Lebih dari itu, bhakti cenderung menolak dunia material. Sedangkan “jalan kiri” mempunyai kecenderungan yang sangat berbeda. Ia berusaha keras untuk menguasai aspek-aspek kehidupan yang menggangu dan mengerikan seperti kematian dan penyakit. Untuk mengatasi hal tersebut eksistensi dari kekuatan keraksasaan demonic “jalan kiri” membuat kontak langsung di tempat-tempat yang mengerikan seperti di pekuburan. Pandangan kalangan akademis ini sangat berbeda dengan pandangan dari praktisi tantra. Para praktisi tantra pada umumnya menolak pembagian tantra atas tantra positif dan negatif dan menekankan pada metode untuk mentransformasoikan keinginan. Lama Thubten Yeshe, seorang praktisi tibetan mengatakan tantra menggunakan energi dari khyalan seperti keterikatan kepada keinginan adalah sumber dari penderitaan dan oleh karena itu harus di atasi namun ia juga mengajarkan keahlian untuk menggunakan energi dari khayalan tersebut untuk memperdalam kesadaran kita hingga mengahasilkan kemajuan spiritual. Seperti mereka yang dengan keahliannya mampu mengangkat racun tumbuh-tumbuhan dan menjadikan obat yang mujarab, seperti itu pula seorang yang ahli dan terlatih dalam praktek tantra, mampu memanipulasi energi keinginan bahkan kemarahan menjadi mapan. Ini sungguh-sungguh sangat mungkin dilakukan Mudana dan Ngurah Dwaja, 2015184. Dalam arti tertentu tantra merupakan suatu teknik untuk mempercepat pencapaian tujuan agama atau realisi sang diri dengan menggunakan berbagai medium seperti mantra, yantra, mudra, mandala pemujaan terhadap berbagai Deva-Devi termasuk pemujaan kepada mahluk setengah Deva dan mahluk- mahluk lain, meditasi dan berbagai cara pemujaan, serta praktek yoga yang kadang-kadang dihubungkan dengan hubungan seksual. Elemen-elemen tersebut terdapat dalam tantra Hindu maupun Buddha. Kesamaan teologi ini menjadi faktor penting yang memungkinkan tantra menjadi salah satu medium penyatuan antara Sivaisme dan Buddhisme di Indonesia. Hubungan seksual dalam tantra, seperti dinyatakan oleh Dasgupta; merupakan penyimpangan dari konsep awal tantra. Konsep awal tantra meliputi elemen-elemen seperti yang disebutkan di atas, yakni; mantra, yantra, mudra dan yoga. Penyimpanan tersebut terjadi karena pnggunaan “alat-alat praktis” dalam tantra Buddha yang berdasarkan prinsip-prinsip Mahayana dimaksudkan untuk merealisasikan tujuan tertinggi baik tantra Hindu maupun Buddha, adalah tercapainya keadaan sempurna dengan penyatuan antara dua praktek serta merealisasikan sifat non dualis dari realitas tertinggi. Sarkar menyatakan hubungan seksual dalam tantra lebih diarahkan untuk mengontrol kekuatan alam dan bukan untuk mencapai kebebasan. Ia mengatakan secara umum tradisi Indonesia membagi tujuan hidup manusia menjadi dua; pragmatis dan Idealistis. Mengontrol kekuatan alam adalah salah satu tujuan pragmatis. Hal ini biasanya dilakukan oleh raja yang mempraktikan sistem kalacakrayana dalam usaha melindungi rakyatnya, memberikan keadilan, kesejahteraan dan kedamaian. Di Indonesia dikenal ada tiga jenis tantra yaitu; Bhairava Heruka di Padang Lawas, Sumatera Barat; Bhairava Kalacakra yang dipraktikkan oleh Raja Kertanegara dari Singasari dan Adtityavarman dari Sumatera yang se- zaman dengan Gajah Mada di Majapahit; dan Bharavia Bhima di Bali. Arca Bharavia Bima terdapat di Pura Edan, Bedulu, Gianyar Bali. Menurut prasasti Palembang, Tantrayana masuk ke Indonesia melalui kerajaan Srivijaya di Sumatera pada adab ke-7. Kalacakratantra memegang peranan penting dalam unifikasi Sivaisme dan Buddhaisme, karena dalam tantra ini Siva dan Buddha, diunifikasikan menjadi Siva-budha. Konsep Ardhanarisvari memegang peranan yang sangat penting dalam Kalacakratantra. Kalacakratantra mencoba menjelaskan penciptaan dan kekuatan alam dengan penyatuan Devi Kali yang mengerikan, tidak hanya dengan Dhyani Buddha, melainkan juga dengan adi Buddha sendiri. Kalacakratantra mempunyai berbagai nama dalam sekta tantra yang lain seperti; Hewarja, Kalacakra, Acala, Cakra Sambara, Vajrabairava, Yamari, Candama harosama dan berbagai bentuk Heruka Mudana dan Ngurah Dwaja, 2015185. Di dalam tantrayana ritual adalah elemen utama untuk merealisaikan kebenaran Tertinggi. John Woodroffe mengatakan, ritual adalah sebuah seni keagamaan. Seni adalah bentuk luar materi sebagai ekspresi dari ide-ide yang berdasarkan intelektual dan dirasakan secara emosional. Seni ritual berhubungan dengan ekspresi ide-ide dan perasaan tersebut yang secara khusus disebut religius. Sebagai suatu cara, mana kebenaran religius ditampilkan, dan dapat dimengerti dalam bentuk material dan simbol-simbol oleh pikiran. Ini berhubungan dengan semua manifestasi alam dalam wujud keindahan, dimana untuk beberapa alasan, Tuhan memperlihatkan diri Beliau sendiri. Tetapi ini tidak terbatas hanya untuk tujuan itu semata-mata. Artinya, dengan seni religius sebagai alat pikiran yang ditransformasikan dan di sucikan. Masab siva-buddha dengan pengaruh khusus Kalacakratantra dapat dilihat pada peninggalan-peninggalan arkeologi seperti di Candi Jawi. Prapanca dalam Nagarakertagama Bab 56 ayat 1 dan 2 melukiskan monumen ini dengan sangat indah. Bagian bawah Candi yaitu bagian dasar dan bagian badan candi adalah Sivaitis dan bagian atas atau atap, adalah Buddhistis, sebab di dalam kamar terdapat Arca Siva dan di atasnya di langit-langit terdapat sebuah Arca Aksobhya. Inilah alasannya mengapa Candi Jawi sangat tinggi dan oleh karena itu disebut sebuah Kirthi. Dalam tantra Hindu prinsip metafisika Siva-Shakti dimanifestasikan di dunia material ini dalam wujud laki-laki dan perempuan sedangkan dalam tantra Buddha pola sama diikuti dimana prinsip-prinsip metaphisik Prajna dan Upaya termanifestasikan dalam wujud perempuan dan laki-laki. Tujuan tertinggi dari kedua masab tantra ini adalah penyatuan sempurna yaitu penyatuan antara dua aspek dari realitas dan realisasi dari sifat-sirat non-dualis dari roh dan non-roh. 2. Yantra Fungsi dan manfaat Yantra, dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu bagi umat sedharma adalah a. Simbol sesuatu yang dihormati/dipuja. b. Sarana atau media mewujudkan tujuan hidup dan tujuan agama yang diyakininya. c. Media memusatkan pikiran. Yantra adalah bentuk “niyasa” simbol, pengganti yang sebenarnya yang diwujudkan oleh manusia untuk mengkonsentrasikan baktinya ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, seperti misalnya dalam perpaduan warna, kembang, banten, gambar, arca, dan lain-lain. Setiap yantra baik dari segi bentuk maupun goresan yang tertera pada yantra tersebut mempunyai arti yang berbeda serta tujuan yang berbeda pula. Karena yantra mempunyai tujuan dan manfaat yang berbeda sehingga bentuk-bentuk yantra dikembangkan dan diberi sentuhan artistik modern. Yantra tidak lagi kelihatan seperti barang seni atau seperti sebuah perhiasan tertentu Mudana dan Ngurah Dwaja, 2015186. Bentuk yantra sudah disesuaikan dengan kebutuhan si pemakainya. Dengan berkembangnya zaman seperti sekarang ini, banyak sekali yantra dibentuk kecil, misalnya dalam bentuk kalung, gelang dan cincin. Memang sebaiknya yantra tersebut diusahakan selalu dekat dengan si pemakainya. Dengan kedekatan itu, maka energi yang ada dalam yantra dan energi si pemakai menjadi saling menyesesuaikan. Yantra dapat diibaratkan sebagai polaritas energi positif yang secara terus menerus mempengaruhi si pemakainya. 3. Mantra Berdasarkan sumbernya “veda” ada bermacam-macam jenis mantra yang secara garis besar dapat dipisahkan menjadi; Vedik mantra, Tantrika mantra, dan Puraóik mantra. Sedangkan berdasarkan sifatnya mantra dapat terbagi menjadi; ÅšÄttvika mantra mantra yang diucapkan guna untuk pencerahan, sinar, kebijaksanaan, kasih sayang Tuhan tertinggi, cinta kasih dan perwujudan Tuhan, RÄjasika mantra mantra yang diucapkan guna kemakmuran duniawi serta kesejahteraan anak-cucu, TÄmasika mantra mantra yang diucapkan guna mendamaikan roh-roh jahat, untuk menghancurkan atau menyengsarakan orang lain, ataupun perbuatan-perbuatan kejam lainnya/Vama marga/Ilmu Hitam. Disamping itu mantra juga dapat diklasifikasikan menjadi sebutan antara lain Mantra yang berupa sebuah daya pemikiran yang diberikan dalam bentuk beberapa suku kata atau kata, guna keperluan meditasi dari seorang guru Mantra Diksa; Stotra doa-doa kepada para devata, Stotra ada yang bersifat umum, yaitu; yang dipergunakan untuk kepentingan umum yang harus datang dari Tuhan sesuai dengan kehendakNya, misalnya doa-doa yang diucapkan oleh para rohaniawan ketika memimpin persembahyangan, sedangkan Stotra yang bersifat khusus adalah doa-doa dari seorang pribadi kepada Tuhan untuk memenuhi beberapa keinginan khususnya, misalnya doa memohon anak, dan sebagainya; KÄvaca Mantra mantra yang dipergunakan untuk benteng atau perlindungan dari berbagai rintangan. Umat Hindu percaya bahwa kehidupan ini diliputi dan diresapi oleh mantra. Semua mahluk, apakah seorang petani atau seorang raja, semuanya diatur oleh mantra. Adapun arti dan makna sebuah mantra adalah utuk mengembangkan sebuah kekuatan Supranpada diri manusia; “Pikiran yang luar biasa dapat muncul dari kelahiran, obat-obatan, mantra-mantra, pertapaan dan kontemplasi ke Devataan Yoga Sutra berdasarkan hal tersebut, maka mantra adalah ucapan yang luar biasa yang dapat mengikat pikiran Mudana dan Ngurah Dwaja, 2015187. Adapun makna mantra ataupun maksud pengucapan mantra, dapat dirinci sebagai berikut a. Untuk mencapai kebebasan; b. Memuja manifestasi Tuhan yang Maha Esa; c. Memuja para devata dan roh-roh; d. Berkomunikasi dengan para Deva; e. Memperoleh tenaga dari manusia super Purusottama; f. Menyampaikan persembahan kepada roh leluhur dan para devata; g. Berkomunikasi dengan roh-roh dan hantu-hantu; h. Mencegah pengaruh negatif; i. Mengusir roh-roh jahat; j. Mengobati penyakit; k. Mempersiapkan air yang dapat menyembuhkan air suci; l. Menghancurkan tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang dan manusia; m. Menetralkan pengaruh bisa atau racun dalam tubuh manusia; n. Memberi pengaruh lain terhadap pikiran dan perbuatan; o. Mengontrol manusia, binatang-binatang buas, Deva-Deva dan roh-roh jahat; p. Menyucikan badan manusia Majumar, 1952, 606. Fungsi dan manfaat mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu bagi umat sedharma adalah a. Memuja Tuhan Yang Maha Esa. Dalam ajaran Agama Hindu, Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai pencipta semua yang ada ini. Beliaulah menyebabkan semua yang ada ini menjadi hidup. Tanpa bantuan beliau semuanya ini tidak akan pernah ada. Kita patut bersyukur kehadapan-Nya dengan memuja-Nya, sebagaimana diajarkan oleh agama yang tersurat dan tersirat dalam kitab suci veda’. b. Memohon kesucian. Tuhan Yang Maha Esa bersifat Mahasuci. Bila kita ingin memperoleh kesucian itu, dekatkanlah diri ini kepada-Nya. Dengan kesucian hati menyebabkan seseorang memperoleh kebahagiaan, menghancurkan pikiran atau perbuatan jahat. Orang yang memiliki kesucian hati mencapai surga dan bila ia berpikiran jernih dan suci maka kesucian akan mengelilinginya. Kesucian atau hidup suci diamanatkan sebagai sarana untuk mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa Mudana dan Ngurah Dwaja, 2015188. c. Memohon keselamatan. Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk memohon keselamatan dan kebahagiaan melalui berbagai jalan yang telah ditunjukkannya dalam kitab suci menjadi kewajiban umat sedharma. Keselamatan dalam hidup ini merupakan sesuatu yang sangat penting. Dalam keadaan selamat kita dapat melaksanakan pengabdian hidup ini menjadi lebih baik. Tuhan Yang Maha Esa , pengasih dan penyayang selalu menganugerahkan pertolongan kepada orang-orang-Nya. Orang- orang yang bijaksana sesudah kematiannya memperoleh keselamatan dan kebahagiaan yang sejati. d. Memohon Pencerahan dan kebijakan. Dalam kitab Nirukta Vedangga, mantra dapat dibagi menjadi 3 sesuai dengan tingkat kesukarannya, seperti Paroksa Mantra, yaitu mantra yang memiliki tingkat kesukaran yang paling tinggi. Hal ini disebabkan mantra jenis ini hanya dapat dijangkau arti dan maknanya kalau diwahyukan oleh Tuhan. Tanpa sabda Tuhan mantra ini tidak mungkin dapat dipahami; Adyatmika Mantra, yaitu mantra yang memiliki tingkat kesukaran yang lebih rendah dari Paroksa Mantra. Mantra ini dapat dicapai maknanya melalui proses pensucian diri. Orang yang rohaninya masih kotor, tidak mungkin dapat memahami arti dan fungsi jenis mantra ini; PratyÄksa Mantra, yaitu mantra yang lebih mudah dipahami dibandingkan dengan Paroksa Mantra dan Adyatmika Mantra. Untuk menjangkau makna mantra ini dapat hanya mengandalkan ketajaman pikiran dan indriya. e. Melestarikan ajaran “dharma”. Sumber ajaran Agama Hindu adalah Veda. Veda adalah wahyu Tuhan yang diterima oleh para Maharsi baik secara langsung, maupun berdasarkan ingatannya. Diyakini bahwa pada awalnya veda diajarkan secara lisan, hal ini memungkinkan karena pada saat itu manusia masih mempolakan dirinya secara sederhana dan polos. Setelah kebudayaan manusia semakin berkembang, peralatan tulis-menulis telah ditemukan maka berbagai jenis mantra yang sudah ada dan yang baru diterima dituliskan secara baik dalam buku, kitab, lontar yang disebut VarnÄtmaka Sabda, yang terdiri dari suku kata, kata ataupun kalimat. Sedangkan mantra yang diucapkan disebut DhvanyÄtma Sabda, yang merupakan nada atau perwujudan dari pikiran melaui suara tertentu, yang dapat berupa suara saja atau kata-kata yang diucapkan ataupun dilagukan dan setiap macamnya dipergunakan sesuai dengan keperluan, kemampuan serta motif pelaksana Mudana dan Ngurah Dwaja, 2015189. Renungan “Om Adityasya paramjyotir rakta tejo namo stute, cweta pankaja madhyasthe bhaskaraya namo stute.” Terjemahan Ya Tuhan, hamba memuja-Mu dalam perwujudan sinar suci yang merah cemerlang berkilauan cahaya-Mu, Engkau putih suci, bersemayam di tengah- tengah laksana teratai, Engkaulah sumber cahaya yang hamba puja. Referensi Ngurah Dwaja, I Gusti dan Mudana, I Nengah. 2015. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas XII. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud. Sumber Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti kelas XII Kontributor Naskah I Gusti Ngurah Dwaja dan I Nengah Mudana Penelaah I Made Suparta, I Made Sutresna, dan I Wayan Budi Utama Penyelia Penerbitan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud. Cetakan Ke-1, 2015
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-15 213034 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d7dea12ba76b903 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Om SwastyastuDoa Sebelum BelajarOm Saraswati Namastubhyam Warade Kama Rupini Widyarambham Karaaksami Siddhir Bahvantu Me Sadha Om gururbrahma gururvishnu Gururdevo maheswarah Guru saksatparabrahma Tasmai sri gurave namah Om Santih Santih Santih OmAjaran Tantra, Yantradan Mantra Pendidikan Agama Hindu dan Budhi Pekerti Kelas XII / Semester I1. Tantra Pengertian TantraKata tantra berasal dari bahasaSanekerta yang memiliki makna“memperluas”. Tantra merupakan "Ajaran tantra mengacu kepada kitab-salah satu dari sekian banyak kitab yang pada umumnya berhubungankonsep pemujaan kehadapan Ida dengan pemujaan kepada çakti IbuSang Hyang Widhi Wasa/Tuhan semesta; Devi Durga, Devi Kali,Yang Maha Esa, di mana manusia Parwati, Laksmi, dan sebagainya,kagum pada sifat-sifat sebagai aspek Tuhan yang tertinggi dankemahakuasaan-Nya sehingga sangat erat kaitannya dengan praktekmemiliki keinginan untuk spiritual dan bentuk-bentuk ritualmendapatkan kesaktian. pemujaan, yang bertujuan membebaskan seseorang dari kebodohan, dan mencapai pembebasan."Tantra adalah satu sistem dari praktek-praktekyang dipergunakan untuk meningkatkan terbaik dari tantra adalah pengetahuanmengenai energi kundalini yang luas yang belumdimanfaatkan di dalam tubuh manusia. Tantrajuga melakukan penelitian mengenai ilmu kimia,astrologi, astronomi, palmistry “ilmu meramalmelalui rajah tangan”, cosmologi “ilmu tentangalam semesta, awal perkembangan dan akhirnya”bahkan teori atom. Mantra-mantra Hindu yangada sampai saat ini banyak bernafaskan ajarantantra. Yantra dan bentuk-bentuk geometrisyang dihubungkan dengan mantra, jugamerupakan ajaran yang sama pentingnya daritantra untuk YantraDalam kamus Sanskerta, kata Yantra memiliki artimengikat, menyimpulkan sebuah peralatan,instrumen, mesin dan sebuah jimat Surada, 2007257. Yantra umumnya berarti alat untuk melakukansesuatu guna mencapai tujuan. Di dalam pemujaanyantra adalah sarana tempat memusatkan merupakan aspek dalam dari bentukpenciptaan. Sifat dasar dari manusia dan binatang,seperti halnya para Dewata yang diekspresikanmelalui yantra. Yantra adalah garis-garis lurus,lengkung yang dipadukan yang merupakan basis darienergi alam semesta yang merupakan perwujudanDewata Titib, 2003469-470.Yantra merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang dalamhal melakukan pemujaan serta persembahan kehadapan Tuhan. Yantradilihat dari struktur memiliki bentuk yang beragam serta disusun sesuaidengan si penggunanya. Hal senada dijelaskan pula dalam kamus JawaKuno oleh L. Mardiwarsito dalam Wiana 2004189, kata yantradinyatakan berasal dari bahasa sanskerta yang artinya sarana untukmemuja Deva, sedangkan dalam kamus Sanskerta-Indonesia, katayantra diartikan harta kekayaan, bantuan, alat perlengkapan dan lain-lain. Yantra merupakan kebutuhan dasar untuk menggambarkan semuasimbol-simbol, semua wujud suci, altar, pura dan mudra. Yantradipergunakan dalam upacara pemujaan, Dewata dihadirkan denganmenggambar melalui yantra dan memanggil nama yang gaib. Yantradapat diekspresikan ke dalam aspek internal dari setiap bentuk alami manusia dan binatang-binatang, seperti halnya Deva-Devadapat diekspresikan melalui yantra Titib, 2003469.3. Mantra Kata mantra berasal dari bahasaSanskerta dari kata “Man” artinyapikiran dan “Tra” artinyamenyeberangkan. Mantra adalah mediauntuk menyeberangkan pikiran dariyang tidak suci atau tidak benarmenjadi semakin suci dan semakin benarWiana, 2004184. Mantra memilikitujuan untuk melindungi pikiran darijalan sesat menuju jalan yang benar adalah sebuah kata-kata ataukalimat suci yang bersumber dari kitab suciweda khususnya dalam teks dharmapemujaan kehadapan Ida Sang HyangWidhi/Tuhan Yang Maha Esa besertadengan berbagai macam manifestasi-Nyapada saat pelaksanaan Panca Yajna dalamkehidupan dan penerapan ajaran adalah catur Weda yaitu Åg Veda,Yayur Weda, Sama Weda, dan AtharwaWeda. Mantra merupakan bunyi, suku kata,kata, atau sekumpulan kata-kata yangdipandang mampu “menciptakan perubahan”seperti misalnya perubahan TANTRA, YANTRA DAN MANTRA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI1. Fungsi dan Manfaat TantraMenyeimbangkan keaktifan semua prana atau energi yang masuk ke dalam bangkitnya kemampuan clairvoyance,yaitukemampuan dalam melihat dan merasakan energi yanghalus subtleenergies seperti melihat aura, pancaranenergi, melihat bangkitnya kemampuan clairaudience, yaitukemampuan dalam mendengar dan memahami suara gaib,mendengar pesan dari alam atau dimensi bangkitnya kemampuan psychometry, yaitu dapatmengetahui sejarah suatu benda hanya dengan sentuhan peningkatan pengalaman spiritual dalam kehidupanyanganda jalani sekarang maupun pada tingkat dimensi yanglebih subtle Fungsi dan Manfaat Yantra Simbol sesuatu yang dihormati/dipuja. Sarana atau media mewujudkan tujuan hidup dan tujuan agama yang diyakininya Media memusatkan adalah bentuk “niyasa” symbol,pengganti yang sebenarnya yang diwujudkanoleh manusia untuk mengkonsentrasikanbaktinya ke hadapan Ida Sang Hyang WidhiWasa, seperti misalnya dalam perpaduanwarna, kembang, banten, gambar, arca, Fungsi dan Manfaat Mantra Memuja Tuhan Yang Maha Esa Memohon kesucian Memohon keselamatan Memohon Pencerahan dan kebijakan Melestarikan ajaran “Dharma”.DOA PENUTUP Prthivi Santir Apah Santir Osadhayah SantihVanaspatayah Santir Visvedevah Santir Brahma SantihSarvam Santih Santir Eva Santih Sama Santir Edhi Om Shanti, Shanti, Shanti Om”Thank youSampai bertemu pada pertemuan selanjutnya ! Jika ada yang ditanyakan hubungi saya di 082271052055Om Santih Santih Santih Om
Home Lainnya 188 Kelas XII SMA Semester 1 a. Untuk mencapai kebebasan; b. Memuja manifestasi Tuhan yang Maha Esa; c. Memuja para devata dan roh-roh; d. Berkomunikasi dengan para Deva; e. Memperoleh tenaga dari manusia super Purusottama; f. Menyampaikan persembahan kepada roh leluhur dan para devata; g. Berkomunikasi dengan roh-roh dan hantu-hantu; h. Mencegah pengaruh negatif; i. Mengusir roh-roh jahat; j. Mengobati penyakit; k. Mempersiapkan air yang dapat menyembuhkan air suci; l. Menghancurkan tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang dan manusia; m. Menetralkan pengaruh bisa atau racun dalam tubuh manusia; n. Memberi pengaruh lain terhadap pikiran dan perbuatan; o. Mengontrol manusia, binatang-binatang buas, Deva-Deva dan roh-roh jahat; p. Menyucikan badan manusia Majumar, 1952, 606. Fungsi dan manfaat mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu bagi umat sedharma adalah a. Memuja Tuhan Yang Maha Esa. Dalam ajaran Agama Hindu, Tuhan Yang Maha EsaIda Sang Hyang Widhi Wasa sebagai pencipta semua yang ada ini. Beliaulah menyebabkan semua yang ada ini menjadi hidup. Tanpa bantuan beliau semuanya ini tidak akan pernah ada. Kita patut bersyukur kehadapan-Nya dengan memuja-Nya, sebagaimana diajarkan oleh agama yang tersurat dan tersirat dalam kitab suci veda’ b. Memohon kesucian. Tuhan Yang Maha Esa bersifat Mahasuci. Bila kita ingin memperoleh kesucian itu, dekatkanlah diri ini kepada-Nya. Dengan kesucian hati menyebabkan seseorang memperoleh kebahagiaan, menghancurkan pikiran atau perbuatan jahat. Orang yang memiliki kesucian hati mencapai surga dan bila ia berpikiran jernih dan suci maka kesucian akan mengelilinginya. Kesucian atau hidup suci diamanatkan sebagai sarana untuk mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 189 c. Memohon keselamatan. Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk memohon keselamatan dan kebahagiaan melalui berbagai jalan yang telah ditunjukkannya dalam kitab suci menjadi kewajiban umat sedharma. Keselamatan dalam hidup ini merupakan sesuatu yang sangat penting. Dalam keadaan selamat kita dapat melaksanakan pengabdian hidup ini menjadi lebih baik. Tuhan Yang Maha Esa , pengasih dan penyayang selalu menganugerahkan pertolongan kepada orang-orang-Nya. Orang- orang yang bijaksana sesudah kematiannya memperoleh keselamatan dan kebahagiaan yang sejati. d. Memohon Pencerahan dan kebijakan. Dalam kitab Nirukta Vedangga, mantra dapat dibagi menjadi 3 sesuai dengan tingkat kesukarannya, seperti Paroksa Mantra, yaitu mantra yang memiliki tingkat kesukaran yang paling tinggi. Hal ini disebabkan mantra jenis ini hanya dapat dijangkau arti dan maknanya kalau diwahyukan oleh Tuhan. Tanpa sabda Tuhan mantra ini tidak mungkin dapat dipahami; Adyatmika Mantra, yaitu mantra yang memiliki tingkat kesukaran yang lebih rendah dari Paroksa Mantra. Mantra ini dapat dicapai maknanya melalui proses pensucian diri. Orang yang rohaninya masih kotor, tidak mungkin dapat memahami arti dan fungsi jenis mantra ini; Praty āksa Mantra, yaitu mantra yang lebih mudah dipahami dibandingkan dengan Paroksa Mantra dan Adyatmika Mantra. Untuk menjangkau makna mantra ini dapat hanya mengandalkan ketajaman pikiran dan indriya. e. Melestarikan ajaran “dharma”. Sumber ajaran Agama Hindu adalah Veda. Veda adalah wahyu Tuhan yang diterima oleh para Maharsi baik secara langsung, maupun berdasarkan ingatannya. Diyakini bahwa pada awalnya veda diajarkan secara lisan, hal ini memungkinkan karena pada saat itu manusia masih mempolakan dirinya secara sederhana dan polos. Setelah kebudayaan manusia semakin berkembang, peralatan tulis-menulis telah ditemukan maka berbagai jenis mantra yang sudah ada dan yang baru diterima dituliskan secara baik dalam buku, kitab, lontar yang disebut Varn ātmaka Sabda, yang terdiri dari suku kata, kata ataupun kalimat. Sedangkan mantra yang diucapkan disebut Dhvany ātma Sabda, yang merupakan nada atau perwujudan dari pikiran melaui suara tertentu, yang dapat berupa suara saja atau kata-kata yang diucapkan ataupun dilagukan dan setiap macamnya dipergunakan sesuai dengan keperluan, kemampuan serta motif pelaksana. 190 Kelas XII SMA Semester 1 Latihan 1 Setelah membaca teks fungsi dan manfaat yantra, tantra dan mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu, apakah yang anda ketahui tentang Agama Hindu? Jelaskan dan tuliskanlah 2 Buatlah ringkasan yang berhubungan dengan fungsi dan manfaat yantra, tantra dan mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu, dari berbagai sumber media pendidikan dan sosial yang anda ketahui Tuliskan dan laksanakanlah sesuai dengan petunjuk dari BapakIbu guru yang mengajar di kelas anda 3 Apakah yang anda ketahui tentang fungsi dan manfaat yantra, tantra dan mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu ? Jelaskanlah 4 Bagaimana cara anda untuk mengetahui fungsi dan manfaat yantra, tantra dan mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu ? Jelaskan dan tuliskanlah pengalamannya 5 Manfaat apakah yang dapat dirasakan secara langsung dari usaha dan upaya untuk memengetahui fungsi dan manfaat yantra, tantra dan mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu ? Tuliskanlah pengalaman anda 6 Amatilah lingkungan sekitar anda terkait dengan adanya fungsi dan manfaat yantra, tantra dan mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu guna mewujudkan tujuan hidup manusia dan tujuan Agama Hindu, buatlah catatan seperlunya dan diskusikanlah dengan orang tua anda Apakah yang terjadi? Buatlah narasinya 1 – 3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman – 12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kuarto; 4-3-3-4 C. Bentuk-bentuk Tantra, Yantra, dan Mantra yang dipergunakan dalam Praktik Kehidupan Sesuai Ajaran Agama Hindu. Perenungan. “Tràtàram indram avitàram handraýhavehave suhavaý úuram indram, hvay āmi úakram puruhūtam indraý svasti no maghavā dhātvindrah. Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 191 Terjemahan Tuhan sebagai penolong, Tuhan sebagai penyelamat, Tuhan yang maha kuasa, yang dipuja dengan gembira dalam setiap pemujaan, Tuhan, maha kuasa, selalu dipuja, kami memohon, semoga Tuhan, yang maha pemurah, melimpahkan rahmat kepada kami Tantra Tantra adalah konsep pemujaan Ida Sanghyang Widhi Wasa di mana manusia kagum pada sifat-sifat kemahakuasaan-Nya, sehingga ada keinginan untuk mendapatkan sedikit kesaktian. Tantra adalah suatu kombinasi yang unik antara mantra, upacara dan pemujaan secara total. Ia adalah agama dan juga philosopy, yang berkembang baik dalam Hinduisme maupun Budhisme. Tantra adalah cabang dari Agama Hindu. Kebanyakan kitab-kitab Tantra masih dirahasiakan dari arti sebenarnya dan yang sudah diketahui masih merupakan teka-teki. Ada baiknya diantara kita mulai belajar mendiskusikan ajaran tantra berlandaskan makna ajaran tersebut yang sesungguhnya, dengan demikian kita akan dapat mengetahui dan melaksanakan dengan bentuknya yang baik dan benar. Secara umum dapat dinyatakan bahwa yantra dan mantra adalah bentuk- bentuk ajaran tantra yang sudah dilaksanakan oleh masyarakat pengikutnya guna memuja kebesaran Tuhan sebagai pencipta, pemelihara dan pelebur semua yang ada ini. Namun demikian pelaksanaannya masih perlu disesuaikan dengan kemampuan dan keadaan pelaksananya, sehingga mereka dapat terhindar dari sesuatu yang tidak kita inginkan bersama. Yantra Di dalam pemujaan yantra adalah sarana tempat memusatkan pikiran. Yantra adalah sebuah bentuk geometrik. Bentuk yantra yang paling sederhana adalah sebuah titik Bindu atau segi tiga terbalik. Disamping ada bentuk yantra yang sederhana, ada juga bentuknya yang sangat rumit simetris dan non-simetris yang semuanya itu dapat disebut Yantra. Semua bentuk-bentuk ini didasarkan atas bentuk-bentuk matematika dan metode-metode tertentu. Yantra tersebut dipergunakan untuk melambangkan para Deva seperti Siwa, Wishnu, Ganesha, dan yang lainnya termasuk Sakti. Keadaan mantra dan yantra adalah saling terkait. Pikiran dinyatakan dalam bentuk halus sebagai satu mantra dan pikiran yang sama dinyatakan dalam bentuk gambar sebagai sebuah Yantra. Dinyatakan terdapat lebih dari sembilan ratus Yantra. Salah satu dari Yantra yang terpenting adalah Sri Yantra, atau Navayoni Chakra, melambangkan Siwa dan Sakti. Yantra itu dapat dicermati dari berbagai praktik aliran atau pengikut Sakti. Adapun bentuk-bentuk yantra yang dapat dikemukakan dalam tulisan ini adalah;
MAKALAH AGAMA HINDU “Tantra, Yantra dan Mantra” O l e h I Nyoman Rini Tri Purwanti Kelas XII MIPA 2 SMA NEGERI 1 LADONGI TAHUN PELAJARAN 2019/2020 Om Swastyastu, Atas Asung Kertha Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa saya telah dapat menyusun/menyelesaikan makalah Agama Hindu ini. Adapun tujuan judul makalah yang kami sajikan ini adalah “Tantra, Yantra dan Mantra”. Semoga kehadiran makalah ini akan memberikan nuansa baru dalam pengajaran khususnya agama Hindu. Sudah tentu kehadiran makalah ini banyak terdapat kelemahan dan kekurangannya. Tegur sapa dan kritik yang membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya makalah ini semoga bermanfaat bagi kita semua. Om Santi Santi Santi Om. Ladongi, Januari 2020 Penyusun KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang ........................................................................................... 1 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1 Tujuan ....................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN Pengertian Tantra, Yantra dan Mantra........................................................ 2 Fungsi dan manfaat Tantra, Yantra, Mantra............................................... 2 Bentuk-bentuk Tantra, Yantra, dan Mantra yang dipergunakan dalam Praktik Kehidupan Sesuai Ajaran Agama Hindu............................. 4 BAB III PENUTUP Kesimpulan................................................................................................. 6 Saran........................................................................................................... 6 DAFTAR PUSTAKA Latar Belakang Yantra adalah alat atau symbol-simbol keagamaan yang diyakini memiliki kekuatan spiritual untuk meningkatkan kesucian. Tantra adalah kekutan suci dalam diri yang dibangkitkan dengan cara-cara yang ditetepkan dalam kitab suci. Mantra adalah doa-doa yang harus diucapakan oleh umat hindu kebanyakan, pinandita, pandita, sesuai dengan berbasiskan ketulus-ikhlasan sehingga membangun suatu aktifitas yang disebut yajna. Tantra, yantra, dan mantra memiliki bentuk yang berbeda-bedan serta cara mempraktikan yang berbeda pula. Hal itu akan kita bahas sekarang. Rumusan Masalah Apa pengertian Tantra, Yantra dan Mantra? Apa fungsi dan manfaat Tantra, Yantra, Mantra? Bagaimana Bentuk-bentuk Tantra, Yantra, dan Mantra yang dipergunakan dalam Praktik Kehidupan Sesuai Ajaran Agama Hindu? Tujuan Untuk mengetahui pengertian Tantra, Yantra dan Mantra Untuk mengetahui fungsi dan manfaat Tantra, Yantra, Mantra Untuk mengetahui Bentuk-bentuk Tantra, Yantra, dan Mantra yang dipergunakan dalam Praktik Kehidupan Sesuai Ajaran Agama Hindu Pengertian Tantra, Yantra dan Mantra Tantra dapat diartikan yaitu kekuatan suci dalam diri yang dibangkitkan dengan cara-cara yang ditetapkan dalam kitab suci. Tantra adalah konsep pemujaan Ida Sanghyang Widhi Wasa di mana manusia kagum pada sifat-sifat kemahakuasaan-Nya, sehingga ada keinginan untuk mendapatkan sedikit kesaktian. Yantra adalah bentuk “niyasa” = simbol = pengganti yang sebenarnya yang diwujudkan oleh manusia untuk mengkonsentrasikan baktinya ke hadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa, misalnya dalam perpaduan warna, kembang, banten, gambar, arca, dan lain-lain. Secara etimologi Mantra berasal dari suku kata Man Manana dan kata Tra Trana yang berarti pembebasan dari ikatan samsara atau dunia fenomena ini. Dari kombinasi Man dan Tra itulah disebut mantra yang berarti dapat memanggil datang Amantrana. Arti mantra yang lebih rendah adalah rumusan gaib untuk melepaskan berbagai kesulitan atau untuk memenuhi bermacam-macam keinginan duniawi, tergantung dari motif pengucapan mantra tersebut. Mantra adalah sebuah kekuatan kata yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan keinginan spiritual atau keinginan material, yang dapat dipergunakan demi kesejahteraan ataupun penghancuran diri seseorang. Fungsi dan Manfaat Tantra, Yantra, Mantra Menyeimbangkan keaktifan semua chakra. Memurnikan prana atau energi yang masuk ke dalam tubuh. Membantu bangkitnya kemampuan clairvoyance, yaitukemampuan dalam melihat dan merasakan energi yang halus subtleenergies seperti melihat aura, pancaran energi, melihat chakra. Membantu bangkitnya kemampuan clairaudience, yaitu kemampuan dalam mendengar dan memahami suara gaib, mendengar pesan dari alam atau dimensi lain. Membantu bangkitnya kemampuan psychometry, yaitu dapat mengetahui sejarah suatu benda hanya dengan sentuhan saja. Membantu bangkitnya kemampuan clairsentience, yaitu kemampuan merasakan suatu pikiran, emosi, aroma, dan sensasi fisik emosi dan sakit yang diderita orang lain. Membantu bangkitnya kemampuan psychokinesis, yaitu kemampuan mempengaruhi sikap, pikiran dan jiwa seseorang ke arah yanglebih baik, menenangkan orang yang kalap, bingung, emosi, dan dapatmenyadarkan/menetralisir orang yang kesurupan trance. Merasakan peningkatan pengalaman spiritual dalam kehidupan yanganda jalani sekarang maupun pada tingkat dimensi yang lebih subtle dantinggi. Fungsi dan manfaat Yantra, dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu bagi umat sedharma adalah Simbol sesuatu yang dihormati/dipuja. Sarana atau media mewujudkan tujuan hidup dan tujuan agama yang diyakininya. Media memusatkan pikiran. Fungsi dan manfaat mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu bagi umat sedharma adalah a. Memuja Tuhan Yang Maha Esa. Dalam ajaran Agama Hindu, Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai pencipta semua yang ada ini. Beliaulah menyebabkan semua yang ada ini menjadi hidup. Tanpa bantuan beliau semuanya ini tidak akan pernah ada. Kita patut bersyukur kehadapan-Nya dengan memuja-Nya, sebagaimana diajarkan oleh agama yang tersurat dan tersirat dalam kitab suci veda’. Tuhan Yang Maha Esa bersifat Mahasuci. Bila kita ingin memperoleh kesucian itu, dekatkanlah diri ini kepada-Nya. Dengan kesucian hati menyebabkan seseorang memperoleh kebahagiaan, menghancurkan pikiran atau perbuatan jahat. Orang yang memiliki kesucian hati mencapai surga dan bila ia berpikiran jernih dan suci maka kesucian akan mengelilinginya. Kesucian atau hidup suci diamanatkan sebagai sarana untuk mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa. Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk memohon keselamatan dan kebahagiaan melalui berbagai jalan yang telah ditunjukkannya dalam kitab suci menjadi kewajiban umat sedharma. Keselamatan dalam hidup ini merupakan sesuatu yang sangat penting. Dalam keadaan selamat kita dapat melaksanakan pengabdian hidup ini menjadi lebih baik. Tuhan Yang Maha Esa , pengasih dan penyayang selalu menganugerahkan pertolongan kepada orang-orang-Nya. Orang-orang yang bijaksana sesudah kematiannya memperoleh keselamatan dan kebahagiaan yang sejati. d. Memohon Pencerahan dan kebijakan. Dalam kitab Nirukta Vedangga, mantra dapat dibagi menjadi 3 sesuai dengan tingkat kesukarannya, seperti Paroksa Mantra, yaitu mantra yang memiliki tingkat kesukaran yang paling tinggi. Hal ini disebabkan mantra jenis ini hanya dapat dijangkau arti dan maknanya kalau diwahyukan oleh Tuhan. Tanpa sabda Tuhan mantra ini tidak mungkin dapat dipahami; Adyatmika Mantra, yaitu mantra yang memiliki tingkat kesukaran yang lebih rendah dari Paroksa Mantra. Mantra ini dapat dicapai maknanya melalui proses pensucian diri. Orang yang rohaninya masih kotor, tidak mungkin dapat memahami arti dan fungsi jenis mantra ini; Pratyāksa Mantra, yaitu mantra yang lebih mudah dipahami dibandingkan dengan Paroksa Mantra dan Adyatmika Mantra. Untuk menjangkau makna mantra ini dapat hanya mengandalkan ketajaman pikiran dan indriya. e. Melestarikan ajaran “dharma”. Sumber ajaran Agama Hindu adalah Veda. Veda adalah wahyu Tuhan yang diterima oleh para Maharsi baik secara langsung, maupun berdasarkan ingatannya. Diyakini bahwa pada awalnya veda diajarkan secara lisan, hal ini memungkinkan karena pada saat itu manusia masih mempolakan dirinya secara sederhana dan polos. Setelah kebudayaan manusia semakin berkembang, peralatan tulis-menulis telah ditemukan maka berbagai jenis mantra yang sudah ada dan yang baru diterima dituliskan secara baik dalam buku, kitab, lontar yang disebut Varnātmaka Sabda, yang terdiri dari suku kata, kata ataupun kalimat. Sedangkan mantra yang diucapkan disebut Dhvanyātma Sabda, yang merupakan nada atau perwujudan dari pikiran melaui suara tertentu, yang dapat berupa suara saja atau kata-kata yang diucapkan ataupun dilagukan dan setiap macamnya dipergunakan sesuai dengan keperluan, kemampuan serta motif pelaksana. Bentuk-bentuk Tantra, Yantra, dan Mantra yang dipergunakan dalam Praktik Kehidupan Sesuai Ajaran Agama Hindu. 1. Tantra Secara umum dapat dinyatakan bahwa yantra adalah bentukbentuk ajaran tantra yang sudah dilaksanakan oleh masyarakat pengikutnya guna memuja kebesaran Tuhan sebagai pencipta, pemelihara dan pelebur semua yang ada ini. Namun demikian pelaksanaannya masih perlu disesuaikan dengan kemampuan dan keadaan pelaksananya, sehingga mereka dapat terhindar dari sesuatu yang tidak kita inginkan bersama. 2. Yantra Adapun bentuk-bentuk yantra yang dapat dikemukakan dalam tulisan ini adalah; a. Banten Banten adalah salah satu bentuk Yantra, sebagaimana dinyatakan dalam Lontar Yadnya Parakerti. Banten itu memiliki arti yang demikian dalam dan universal. Banten dalam upacara agama Hindu adalah wujudnya sangat lokal, namun di dalamnya terkandung nilai-nilai yang universal. b. Susastra Dalam tradisi Hindu, yantra umumnya digunakan untuk melakukan upakara puja dengan mengikut-sertakan bija mantra sesuai yantra tersebut. Banyaknya jenis puja dan setiap puja menggunakan yantra maka penggunaan mantra juga menjadi berbeda. Adapun bentuk-bentuk yantra dalam kesusteraan Hindu antara lain Bhu Pristha yantra; adalah yantra yang biasanya dibuat secara timbul atau dipahat pada suatu bahan tertentu. Bhu Pristha yantra biasanya hanya ditulis pada selembar kertas atau kain. Meru Pristha yantra; adalah yantra yang berbentuk seperti gunung atau piramid dimana di bagian dasar penampangnya dibuat lebar atau besar semakin keatas semakin mengecil misalnya bentuk meru pada bangunan pelinggih yang ada di Bali. Meru parastar yantra; adalah bentuk yantra yang dipotong sesuai garis yantra tersebut atau dipotong bagian tertentu. Ruram Pristha yantra; adalah yantra dimana bagian dasarnya membentuk mandala segi empat dan diatasnya dibentuk sebuah bentuk tertelungkup atau seperti pundak kura-kura. Patala yantra adalah yantra yang di bagian atas bentuknya lebih besaran dari pada bentuk bagian bawahnya yang kecil’. Bentuk ini kebalikan dari meru Pristha yantra. 3. Mantra Mantra-mantra digambarkan dalam bentuk yang sangat halus dari sesuatu, bersifat abadi, berbentuk formula yang tidak dapat dihancurkan yang merupakan asal dari semua bentuk yang tidak abadi. Bahasa yang pertama diajarkan oleh Manu adalah bahasa awal dari segalanya, bersifat abadi, penuh makna. Bahasa Sansekerta diyakini sebagai bahasa yang langsung barasal dari bahasa yang pertama, sedang bahasa-bahasa lainnya dianggap perkembangan dari bahasa Sansekerta Majumdar, 1916, Sebagai asal dari bahasa yang benar, merupakan ucapan suci yang digunakan dalam pemujaan disebut mantra. Kata mantra berarti “bentuk pikiran”. Seseorang yang mampu memahami makna yang terkandung di dalam mantra dapat merealisasikan apa yang digambarkan di dalam mantra itu Danielou, 1964, 334. Kesimpulan Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut bentuk ajaran tantra adalah yantra dan mantra yang telah dilaksanakan oleh masyarakat. Kemudian yantra, bentuk ajaran ini berupa banten dan susastra. Sedangkan mantra yang memiliki arti bentuk pikiran maknanya sesesorang yang mampu memahami makna yang terkandung dalam mantra dapat merealisasikan apa yang digambarkan didalam mantra itu. Saran Saran kami kepada para pembaca ialah agar selalu melaksankana tindakan berdasarkan dharma dan menjalankan ajaran tanta, yantra dan matra. Blog ini admin sajikan untuk seputaran Blog, Adsense, Youtube, Facebook dan lain-lain.
manfaat tantra yantra dan mantra